Iklan

.

Selasa, 28 Oktober 2014

Moh Harun


BIODATA MOHD. HARUN (Univ. Syiah Kuala, Banda Aceh)


Mohd. Harun lahir di Laweueng, Pidie, Aceh, 5 Maret 1966. Dalam dunia seni dan jurnalistik sering memakai nama C. Harun al Rasyid dan Mohd. Harun al Rasyid. Lebih dikenal dengan Harun al Rasyid. Menamatkan pendidikan (1) SDN Laweueng, 1979; (2) MTs Padang Tiji, 1982; (3) SMAN Sigli, 1985; (4) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Unsyiah 1992; (5) Magister Pendidikan Bahasa IKIP Malang, Maret 1998; (6) Doktor Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Spesialisasi Sastra Etnik di Universitas Negeri Malang.
Mulai April 1990 ia bekerja sebagai wartawan Harian Serambi Indonesia Banda Aceh dan berhenti 1994. Maret 1993 kembali ke kampus sebagai dosen di FKIP Unsyiah, terutama mengasuh mata kuliah Puisi, Penulisan Kreatif, Sastra Daerah Aceh, Jurnalistik, Adat dan Budaya Aceh, Komunikasi Antarbudaya. Sejak September 2006—Desember 2007 ia menjabat Sekretaris Program Studi Magister Pendidikan Bahasa, PPs, Unsyiah; Februari 2008—2012 sebagai ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PPs Unsyiah, dan sejak April 2008—sekarang sebagai ketua Pusat Studi Bahasa Daerah Aceh (Pusbada) Unsyiah. 
Selain menulis artikel ilmiah, Harun menulis puisi, kritik sastra, feature, resensi buku,  dan cerpen. Puisinya dimuat dalam beberapa media dan dibukukan antara lain dalam antologi Kemah Seniman Aceh 3 (1990), Banda Aceh (1991), Nafas Tanah Rencong (1992), Lambaian (1993), Seulawah (1995), Keranda-Keranda (1999), Dalam Beku Waktu (2003), Putroe Phang (2003), Sankalakiri (2003), Piala Maja V (2004), Aceh, 8,9 Skala Richter, Lalu Tsunami (2005), Ziarah Ombak (2005), Lagu Kelu (2005), Syair Tsunami (2006), Krueng Aceh Kumpulan Cerpen dan Puisi (2009). Kumpulan puisinya Suara Pribumi (BP Swadaya Mandiri, Jambi, 1996), Nyanyian Manusia (Maret 2006), dan Membaca Suara-Suara (2012). Cerpennya antara lain dimuat dalam antologi Remuk (2000) dan Kumpulan Cerpen Komunitas Sastra Indonesia (2008).
Tahun 2003 menggagas dan mendirikan Pusat Kebudayaan Aceh (Pusaka) bersama Dr. Abdul Djunaidi, M.S., dan Nurdin F. Joes. Bergabung dengan Dewan Kesenian Banda Aceh (DKB) sebagai wakil sekretaris sampai 1999. Tahun 2000 sebagai Ketua I Dewan Kesenian Aceh (DKA). Tahun 2004 mendirikan Lapena (Insitute for Culture and Society) bersama berapa sastrawan Aceh. Agustus 2007 menerima Anugerah Sastra Tahun 2007 dan Satya Lencana Sarakata dari Pemerintah Aceh.  Menjadi Ketua Dewan Penyunting Jurnal Pelangi Sastra.
Desember 1999 menjadi pemakalah pada Dialog Utara VIII di Thailand Selatan; 15 September 2005 menjadi pemakalah di Institut Alam dan Tamadun Melayu University Kebangsaan Malaysia pada peluncuran antologi puisi Ziarah Ombak; 19 September 2005 mengunjungi Kerajaan Negeri Perak Malaysia sebagai penceramah sastra (puisi) di Perpustakaan Ipoh.

0 komentar:

Posting Komentar

Guru Tulis





Followers