Iklan

.

Kamis, 23 Oktober 2014

Pertemuan Sastrawan Nusantara Melayu Digelar Lagi di Padang

Sumbarsatu.com , Rabu, 22 Oktober 2014 23:35 wib


Padang, sumbarsatu.com—Pertemuan Sastrawan Nusantara Melayu (PSNM) kembali dihelat di Kota Padang, Sumatera Barat. Ratusan sastrawan berkumpul dan berbincang
tentang kemelayuan di Nusantara ini.
Gawe ini yang dituanrumahi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang berkerja sama dengan Fakultas Adab dan Humaniora IAIN IB Padang ini, dilangsungkan di HOTEL Hayam Wuruk Padang, pada 30 Oktober sampai 1 November 2014. Pesertanya sastrawan berasal dari negeri serumpun Melayu, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, serta kalangan perguruan tinggi dan media massa di Sumatera Barat. Tema yang diangkat cukup luas: Karya Sastra dan Relevansinya dengan Kehidupan Bangsa Melayu Serumpun Masa Kini.    
Menurut, Darman Moenir, salah seorang Steering committee (SC) iven ini, PROGRAM yang sudah jadi agenda tahunan Pemko Padang, sebenarnya kelanjutan yang sudah dilaksanakan pada tahun 2013 lalu.
“Awalnya saya mendapat informasi dari Rizal Munir bahwa ada agenda budaya yang belum terealisasikan. Tetapi belum diketahui pasti apakah di Kota Padang atau di Pemprov Sumbar. Ternyata, beberapa waktu lalu, saya ditelepon Pak Dian Fakri, ketua SC yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Padang. Setelah itulah saya mencoba merancang dalam waktu  yang tak banyak ini,” kata Darman Moenir lewat telepon kepada www.sumbarsatu.com, Rabu (22/10/2014) sore. 
Dalam proposal yang diserahkan Dinas Budpar, jelas Darman, masih tercantum “Nusantara Melayu Raya (Numera)”.
“Saya menduga, orang dinas hanya kopi-paste saja proposal lama. Padahal, pada 2013, kita sudah menghilangkan kata ‘Numera’ itu. Saya bersama Yulizal Yunus (ketua pelaksana acara ini-red) merancang ulang term of reference (TOR)nya. TOR itulah yang kini berada di tangan para undangan,” kata Darman Moenir.
Dalam catatan Litbang www.sumbarsatu.com, Pertemuan Sastrawan Nusantara Melayu  telah berlangsung dua kali dan 2014 ini yang ketiga dengan nama yang beda.
Pada  2012, iven yang digagas Sastri Yunizarti Bakry, salah seorang perempuan sastrawan yang saat itu bermukim di Padang, bernama Pertemuan Sastrawan Nusantara Melayu Raya (Numera).
Numera pertama kali dilaksanakan pada 16-17 Maret 2012 di Kota Padang. Lebih kurang 200 sastrawan hadir dari pelbagai negara rumpun Melayu. Kendati sukses digelar, Numera pertama ini memunculkan polemik pro-kontra yang mencuat ke se antero Nusantara ini.
 Kritikan paling keras datang dari sastrawan senior Darman Moenir. Ia menentang keras tujuan acara itu, dan kehadiran Numera yang menurut Darman Moenir, milik Malaysia.
Darman menganggap, pertemuan Numera merupakan upaya sastrawan Malaysia mendekatkan diri ke Indonesia di tengah Malaysia sendiri yang masih sedang mencari fondasi soal soal bahasa dan budaya Melayu. 
“Kali ini tak ada lagi Numera. Ini betul-betul murni Melayu Nusantara,” kata Darman Moenir.
Dari pantauan www.sumbarsatu.com, undangan telah disebar panitia dan telah sampai ke tangan para satrawan, antara lain Syarifuddin Arifin, Yusrizal KW, Deddy Arsya, dan lainnya. (SSC)
Laporan: Deddy Arsya dan Nasrul Azwar  

0 komentar:

Posting Komentar

Guru Tulis





Followers